Bagi sebagian orang,memiliki harta berlimpah merupakan syarat utama untuk bisa hidup bahagia,sebuah tuntutan hidup yang harus diperjuangkan.Persepsi tersebut dikuatkan dengan fakta dan realita saat ini,bahwasanya tidak sedikit orang rela bekerja siang malam mengumpulkan rupiah untuk sebuah tujuan ,yaitu "kaya".Bahkan ada sebuah pepatah yang mengatakan "
Time Is Money",waktu adalah uang.Pepatah tersebut seolah-olah mengharuskan kita menjadikan waktu dan menganggap apa yang setiap dikerjakan harus bernilaikan materi.Hal seperti ini berpotensi membuat kita berfikir bahwa uang adalah segala-galanya,tanpa uang maka hidup tidak akan bahagia.Tetapi pada kenyataannya kita tidak sadar,justru dengan anggapan seperti itu kita telah mengorbankan kebahagiaan-kebahagiaan yang seharusnya kita dapatkan,kebahagiaan bersama keluarga,anak,istri,dan lain sebagainya.Kita tidak sempat merasakan kebahagiaan-kebahagiaan itu karena waktu kita dihabiskan untuk bekerja.Lalu,apakah bekerja itu salah?Tidak,bekerja jug abisa menjadi kebahagiaan tersendiri,dengan catatan bukan untuk menumpuk materi,tidak mengaggap materi adalah segala-galanya,sumber kebahagiaan...sehingga kita rela mengorbankan dan melakukan apapun demi uang.Bekerja juga merupakan tuntutan untuk memenuhi kebutuhan.tetapi kita harus ingat,tidak semua kebutuhan dapat terpenuhi dengan uang.
Sudah banyak kasus-kasus yang membuktikan hidup kaya belum tentu bahagia,kalau orang jawa bilang "
wang sinawang".Apa
wang sinawang itu?
wang sinawang berartai
sekedar melihat,tidak mengetahui keadaan yang sesunguhnya.Sering kita menjumpai orang-orang kaya dengan rumah yang megah,mobil yang mewah dan segala tetek bengek perabotan yang serba
wah.jika dilihat sepintas mereka kelihatan bahagia ,semua kebutuhan lahiriah dapat di beli,pergi kesana kemari banyak orang yang menghormati.tapi kita tidak tahu kondisi yang sesunguhnya dibalik itu semua.Bukannya su'udzon ni ya...siapa tahu dibalik materi yang melimpah ruah itumerekea dililit hutang yang banyak,atau rumah tangga mereka tidak harmonis karena jarang berkumpul akibat wakyu mereka dihabiskan untuk bekerja,atau sakit-sakitan akibat tidak memperhatikan kesehatannya karena sibuk bekerja...kita tidak yahu bukan?Tapi sebaliknya,tidak jarang kita menjumpai orang-orang dengan keluarag ayang kelihatannya biasa-biasa saja tetapi mereka bahagia dengan keaadaan materi yang terbatas,rumah tangga mereka harmonis tidak terlilit hutang dan lain sebagainya.Perlu kita ketahui,Allah tidak selalu memberikan apa yang menjadi keinginan kita,tapi Allah selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan kita.
Jadi kesimpulannya,kita dapat hidup bahagia entah itu dalam keadaan kaya maupun miskin ketika kita mau bersyukur,tidak memaksakan kehendak dengan berlebihan.Bersyukur bukan berarti pasrah dengan keadaan,hidup adalah perjuangan...kita wajib memperjuangkan apa yang menjadi keingianan kita.Allah tidak akan merubah nasib seorang hamba,kecuali hamba itu sendiri yang merubahnya sendiri.Takdir ada ditangan Allah,tapi nasib ada ditangan kita.
Posting Komentar